Senin, 01 September 2008

Lebaran Pajero

. Senin, 01 September 2008

Arus mudik menandai ritual tahunan masyarakat Indonesia, semuanya sudah tentu identitk dengan hari raya Umat Muslim “Iedul Fitri”. Terlihat hiruk pikuk persiapan begitu kentara. Indikator itu begitu jelas tergambar dalam hilir mudik angkutan penyembarangan Lombok – Sumbawa yang begitu padat.

Ritual ini semakin diamimi oleh suasana baru dengan keanekaragaman baru, dari perobaton rumah, pakaian, serta barang mewah lainnya seperti kendaraan bermotor. Ada yang sama sekali tidak baru sikap dan tingkah laku penentu kebijakan di Sumbawa yang sama sekali lama. Hiruk pikuk lebaran dilingkungan penentu kebijakan ditandai dengan rajinnya mereka masuk kantor, tak lain “THR” inilah incaran keaktifan mereka nongkrong dari pagi. Sementara ini pada jajaran puncuk pimpinan hiruk pikuk mulai ditandai dengan tameng “Sembako gratis” bagi yang tidak mampu. Satu hal yang pasti mendapat kegembiraan pimpinan Dewan Sumbawa adalah dengan kehadiran hadiah baru “Mobil Pajero”. Ditengah kebimbangan dan keresahan masyarakat Sumbawa akan hasil pembangunan yang tidak nampak kepermukaan malah pimpinan dewan Sumbawa mendapat berkah dari keberadaan bulan suci ini. Sungguh menggelitik ditengah arus untuk mengakomodir kepentingan rakyat kini malah Dewan berkedip sebelah mata dengan Bupati Sumbawa agar hasrat mereka dapat terpenuhi. Kita akan bisa berbangga jika kinerja Dewan selama ini menunjukkan hasil optimal, nyatanya kebijakan yang ada semakin amburadul. Agenda pembahasan anggaran yang seharus sudah dibahas malah terbengkalai dengan agenda yang tidak jelas arahnya.
Seabrek permasalahan didaerah makin menggunung seiring dengan makin membludaknya persoalaan yang tidak bisa diselesaikan. Ketidakjelasan kinerja ini makin didukung oleh makin menguatnya “Three KING” Sumbawa diantaranya Bupati Pemerintahan, Bupati Bisnis, dan Bupati Broker yang ketiga dipegang oleh Latif Majid dan keluarganya.
Pajero merupakan identitas kemewahan kelas atas dalam hal kendaraan bermotor, kemewahan itu ternyata sudah menjadi bagian resmi dari pimpinan DPRD Sumbawa. Ukuran kemewahan ini ternyata memperbesar jarak antara arti hakiki dari tujuan awal wakil rakyat. Mereka dipilih dengan amanat akan memperjuangkan kepentingan rakyat bukan mempolitisir kepentingan rakyat. Tiga buah mobil “Pajero” merupakan fakta kepentingan itu hanya ditujukan demi untuk segelintir golongan.
Lebaran Pajero akan menghiasi hari – hari kemeriahan Pimpinan Dewan Sumbawa, yang bukan mustahil akan melahirkan sumpah serapah dari rakyat yang menyaksikannya. Moment menjelang lebaran memang sangat tepat untuk menghadirkan kendaraan mewah tersebut dan ini sangat mengambarkan mereka sama sekali tidak mempunyai rasa peduli terhadap apa yang terjadi disekitarnya.
Bulan suci ini ternyata sama sekali tidak mengambarkan kesucian untuk perubahan yang lebih baik, malah tontonan yang tidak lucu sengaja dihadir untuk memperjelas jati diri pimpinan dewan yang haus akan materi. Pamer kemewahan sudah pasti akan menghiasi hari – hari mendatang pemimpin Sumbawa, Pemda dengan Motornya Latif Majid akan semakin berlomba dengan DPRD Sumbawa dengan motornya Amin, SH. Gaung untuk mengangkat identitas ekonomi kearah lebih sudah tentu akan diwujudkan dengan barang yang melambanngkan status mereka. Padahal barang tersebut adalah “Haram”. Semuanya dijarah dari anggaran yang seharusnya untuk kepentingan rakyat.
Beberapa tahun yang lalu kasus pengadaan mobil kijang berpolemik dan dimenangkan oleh penentu kebijakan kini, kasus serupa kembali dipertontonkan kepada rakyat Sumbawa. Thesis mengenai kondisi berpikir masyarakat Sumbawa yang cendrung melupakan pengalaman masa lalunya ternyata dibuktikan oleh penentu kebijakan Sumbawa. Masa lalu hanyalah dianggap sebagai agenda yang sama sekali tidak perlu dikoreksi untuk lebih baik, yang justru keberadaan “Pajero” ini makin memperolok rakyat Sumbawa akan ketidakberdayaannya.
Arus kebijakan yang dimonopoli oleh dua lembaga resmi ini ternyata membawa dampak yang sangat menyakitkan bagi rakyat Sumbawa, dengan kelicikannya kinerja yang buruk ini sengaja disodorkan dengan pernyataan dukungan dari beberapa LSM yang mengatasnamakan dirinya reformasi. Padahal mereka sebenarnya repotnasi yang hanya memanfaatkan peluang untuk kepentingan perutnya.
Sungguh diluar kewajaran kinerja Pemda dan DPRD selama ini masih saja dianggap sangat baik, semoga mata hati orang yang berpandangan demikian dapat dibuka oleh “Nur Illahi”..
Lebaran tinggal beberapa hari lagi….sudah tentu tiga Pajero itu akan hilir mudik mempertontonkan kemewahannya, keangkuhannya serta kebutaannya terhadap suara rakyat….jadi siapa yang bisa dijadikan panutan ?
Masa kita harus mengimpor Bupati dan Pimpinan Dewan dari luar negeri…..Nauzubillah…

Sumbawa, 3 Desember 2002
Arif Hidayat

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Terima Kasih Tas Komentar Anda

 

Artikel Terkait


© Copyright 2008. www.arifhidayat.com. All rightsreserved | www.arifhidayat.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com