Kamis, 31 Juli 2008

Qolbu Seorang Networker, “Renungan Buat Latif Majid”

. Kamis, 31 Juli 2008

“Seperti api, pemerintahan merupakan pelayan yang berbahaya dan tuan yang menakutkan; jangan sekali-kali biar hanya sekejap dibiarkan melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab”.
George Washington Seorang pemimipin besar negara adidaya berkata demikian, apa yang dijalankan oleh pemerintahan sudah tentu membutuhkan kesimbangan dalam mengatur tepatnya rel yang diinginkan. Apa yang digariskan secara formal, maka keberadaan Legislatif merupakan pengakuan atas kehendak rakyat yang disuarakan oleh wakil-wakilnya. Diluar itu komponen masyarakat yang terdiri dari unsur Mahasiswa dan NGO’s adalah tonggak pendukung untuk jalannya Demokrasi. Sudah tentu keberadaan media Massa tak bisa dipungkiri sebagai pilar lain dalam menegakkan demokrasi disebuah negara Demokratis.


Secara pribadi saya mengucapkan “Selamat atas diterimanya LPJ anda oleh DPRD Sumbawa”. Adalah wajar ketika pergulatan LPJ mendekati titik klimaks, apa yang anda lakukan akan mendapat sorotan dari berbagai pihak. Itulah sebuah rangkaian dari keberadaan kita dalam sebuah era baru reformasi. Sudah tentu apa yang disuarakan masyarakat akan diterjemahkan oleh wakilnya di DPRD, meskipun itu kontradiksi dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi itulah sebuah keputusan politis, rakyat hanya berharap pada apa yang telah menjadi pilihannya disaat kampanye pemilu menawarkan serangkaian bait kata-kata manis, terputuslah wakil rakyat dari wilayah pemilihan.

Saya adalah bagian dari rakyat sumbawa, bukan seorang politisi, bukan seorang aktivis, bukan seorang birokrat tapi hanya seorang pembuat jaringan. Anda mungkin sudah jenuh dan bahkan marah dengan apa yang telah saya wacanakan selama ini, tapi itulah komitment yang harus saya jalankan. Ketimpangan itulah yang membawa qolbu ini untuk menyampaikan kepada Publik apa yang sebenarnya terjadi di Sumbawa. Kekuatanku hanyalah keyakinan dan kebenaran, semua itu tidak akan berubah jika bapak-bapak kita di DPRD Sumbawa hanya menganggap itu sebagai angin lalu. Termasuk jika semua itu anda rasakan sebagai sampah wacana. Ada yang beranggapan jika masa lalu harus dilupakan, karena dengan pikiran itu dengan mudahnya kita melakukan kesalahan dan merekayasa pembenaran dengan retorika menurut pembenaran kita, yang pada akhirnya akan menjadi sebuah rangkaian upaya yang akan menghilangkan mata rantai perubahan bagi generasi selanjutnya. Proses inilah yang tidak boleh terjadi di Sumbawa.

Apa yang anda jalankan saat ini hanyalah sebuah kondisi dari masa transisi yang membutuhkan perhatian serius terhadap masa depan Sumbawa, anda sungguh beruntung berada dalam masa ini. Karena masa inilah yang akan membawa Sumbawa untuk menapaki perubahan yang lebih baik. Itulah harapan terbesar dari kami yang kebetulan mempunyai jiwa bergejolak untuk melihat kenyataan yang lebih baik untuk bisa dirasakan di Sumbawa. Saya percaya anda mempunyai Nurani untuk itu, namun lingkungan andalah yang menghakimi anda dalam menjalankan kebijakan yang dimata saya kontradiktif dengan apa yang anda paparkan didalam Renstra maupun LPJ. Hasil kerja anda selama setahun kini telah diterima oleh sebagian besar fraksi di DPRD Sumbawa, itu harus diakui anda mendapat pengakuan formal akan keberhasilan anda menurut kaca mata dewan. Tapi itu belum cukup jika anda tidak melakukan perubahan yang lebih baik untuk tahun-tahun mendatang.

Kini perjuangan anda bukan hanya seorang diri, Sekda dengan komitmen besarnya akan mendampingi untuk mempertegas masa depan Sumbawa lebih baik. Itu belum cukup jika antara anda dan Sekda hanya menjalin hubungan mesra sebatas wacana yang dikeluarkan salah satu pihak. Sudah tentu perdebatan dalam mengeluarkan kebijakan adalah hal wajar jikalau itu akan menguntungkan rakyat Sumbawa, bukan memihak salah satu golongan dengan seabrek kepentingannya.

Apa yang saya wacanakan selama ini bukanlah merupakan serangkaian konspirasi karena kedekatan dengan berbagai pihak, termasuk hubungan kekerabatan yang dekat dengan Sekda. Tapi panggilan jiwa itulah yang memberikan dorongan tanpa melihat hubungan kekerabatan itu. Ada satu komitmen yang kuat dari doktrin aktifitasku selama ini “Sampaikanlah apa yang menurut nuranimu berpihak pada kebenaran, tanpa melihat siapa yang menjadi bahan kritisimu”. Dan itu sangat jelas aku adalah aku, dan keluargaku adalah keluargaku. Semuanya akan bisa berbeda pandangan karena kepentingan, posisi dan seabrek benang merah yang menghubungkannya. Dan apa yang anda lihat dan anda amati, bagiku tidak ada yang abadi selama kepentingan itu tidak sejalan. Dan saya berani mempertaruhkannya demi penyampaian suara nurani.

Anda bisa menganggap apa yang saya sampaikan selama ini adalah upaya untuk menjatuhkan anda dari posisi Bupati Sumbawa. Mungkin itu benar jika koridor berpikir kita cukup radikal dalam melihat sebuah jabatan adalah hak hidup kita. Tapi adalah itu sangat jauh dari apa yang ada dalam pikiranku, aku hanya ingin apa yang anda jalankan sesuai dengan keingiinan rakyat. Saya tidak mempunyai kekuatan untuk menjatuhkan anda, hanya DPRD lah yang setidaknya mempunyai kekuatan itu.

Anda , saya hanyalah sebuah mahkluk Ciptaan Illahi yang disebut manusia, apa yang disebutkan oleh Willian James “ Hanya manusia….Dari sekalian mahkluk di bumi, dapat mengubah polanya sendiri. Hanya manusia…..Menjadi arsitek bagi nasibnya sendiri. Temuan terbesar dalam era generasi kita ialah Manusia. Dengan mengubah sikap batin dalam jiwanya, dapat mengubah segi-segi luar kehidupannya”.

Manusia tidak ingin selamanya dikritisi, kecuali mereka sudah tuli dengan kebenaran. Dan itulah yang banyak terjadi saat ini, sampai – sampai penyakit Hepatitis enggan menghinggapi para Politisi dan Birokrat, karena virus yang menyerang hati manusia itu kini hatinya tiada. Saya tidak menganggap anda tidak mempunyai Hati, buktinya anda masih bisa terkena penyakit yang menyebakan kesehatan anda terganggu. Saya tidak mengganggap anda tuli, buktinya komponen Sumbawa Barat mendukung anda sampai 2004 karena anda mendengar aspirasi mereka.

Apa yang dikatakan oleh Dinullah Rayes dalam bait Pesta Suara Gagak :

Hari ini baru kita tahu, saudara. Orang-orang parlemen berbicara: “Kami muka badak kelabu. Nurani kami, nurani kerak batu.”

Hari ini baru kita tahu, saudara. Orang-orang parlemen berbicara :” Kami telinga kuali perunggu. Mata kami, mata bambu hijau.”

Hari ini baru kita tahu, saudara. Orang-orang perlemen berbicara : “Kami hidung patung pameran seni rupa. Kerja kami, kerja komputer dalam angka-angka.”

Hari ini baru kita tahu, saudara. Orang-orang parlemen berbicara: “Kami tangan gurita laut selatan. Kaki kami, kaki lipan comberan.”

Hari ini baru kita tahu, saudara. Orang-orang parlemen berbicara :”Kami otak udang anak sungai. Perasaan kami, perasaan onak duri.”

Hari ini baru kita tahu, saudara. Orang-orang parlemen berbicara :”Kami pemain unggulan pencetak gol. Pikiran kami, pikiran ganda seketika disulap jadi nol.”

Hari ini baru kita tahu, saudara. Orang-orang parlemen berbicara :”Kami nabi cilik bumi gersang laknat. Suara kami. Suara rakyat jadi mayat.”

Hari ini baru kita tahu, saudara. Orang-orang parlemen berbicara :”Iman kami setipis bawang. Tuhan, tunjukilah kami jalan lurus terang. Di gerbang-Mu aku mengetuk pelan-pelan. Aku ingin pulang sekarang. Maafkan hamba Tuhan.”

Bukankah anda tidak ingin menjadi bagian dari diskripsi sang Dinullah rayes, ya sudah tentu anda tidak menginginkannya.

Apa yang ada didepan adalah sebuah tantangan, sudah tentu apa yang telah anda lakukan akan terakumulasi pada apa yang terjadi dimasa mendatang. Semuanya akan bisa lebih buruk maupun lebih baik, itu akan tergantung pada anda dan duet anda Sekda. Apa yang anda lakukan setidaknya akan mendapat pandangan yang variatif termasuk dari saya. Dan itu akan menjadi nuansa masa-masa pemerintahan anda sampai 2004. Marilah kita camkan kata-kata yang diungkapkan George Washington diatas, agar pemerintahan ini tidak menjadi api diperlukan sparring patner untuk bisa mengkoreksi diri sendiri. Salah satunya saya akan berada dalam bagian itu.

Kepedulian kita terhadap Sumbawalah yang bisa membawa Sumbawa ini pada agenda reformasi, jangan sampai kita terbuai dengan doktrin yang telah mengakar ditancamkan Orde Baru. Dan kita tidak ingin malah lebih parah dari era orde baru. Anda akan bisa membawa Sumbawa lebih baik, jika gurita-gurita keluarga yang selama ini membelenggu, anda lepaskan dengan bijaksana. Realitas inilah yang menjadi tanggung jawab moral anda untuk membuktikan kepada masyarakat Sumbawa bahwa pemerintahan Latif Majid lebih profesional daripada sebelumnya. Kami menunggu good will anda………………..wallahualam.



Bandung, 2 Juni 2002

Arif Hidayat



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Terima Kasih Tas Komentar Anda

 

Artikel Terkait


© Copyright 2008. www.arifhidayat.com. All rightsreserved | www.arifhidayat.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com