Kamis, 31 Juli 2008

Doktrin Gerakan

. Kamis, 31 Juli 2008

Tepatnya Rabu, 29 Mei 2002, Sumbawa kembali bergejolak, menandai aksi yang beruntun akan menjadi rutinas menghangat dalam minggu-minggu dan Bulan-bulan kedepan.
 Aksi masyarakat Sumbawa Barat menandai upaya keras masyarakat Sumbawa Barat akan keinginan daerahnya menjadi sebuah daerah yang otonom secara administratif. Konteks ini kita kenal dengan “kabupaten Sumbawa Barat”.
Aksi yang melibatkan sekitar 3000 massa ini setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa tekat itu memang kuat, dan masyarakat Sumbawa Barat sudah siap menyongsong era perubahan dan tantangan kedepan. Aksi ini cukup mendapat simpatik dan secara politis akan mempuyai pengaruh yang kuat. Dibalik itu ada beberapa kelemahan yang malah muncul disaat-saat detik terakhir penyampaian aspirasi. Padahal konsep yang telah dimatangkan sudah menunjukkan arah pergerakan yang telah digariskan.

Salah satu point yang cukup melemahkan adalah stetement gerakan ini untuk mendukung Bupati Sumbawa ( Latif Majid ) sampai 2002 . pernyataan ini sangat riskan jika konteks persoalan kita nalarkan pada tataran grass root. Seharusnya sebelum point ini dikeluarkan terlebih dahulu para motivator dilapangan harus mengkaji kondisi perpolitikan dan kenyataan yang ada selama setahun terakhir. Secara politis mungkin sikap ini akan menguntungkan komponen Sumbawa Barat, karena mendapat dukungan Bupati Sumbawa. Namun seharusnya kita harus berkaca pada apa yang telah terjadi. Apa yang menjadi Tabiat Latif Majid merupakan kontradiksi dari apa yang menjadi ucapannya. Seharusnya Motivator dilapangan bukan mengeluarkan Statement tersebut tapi seharusnya mendesak Latif Majid membuktikan apa yang menjadi uacapannya selama ini. Sudah beberapa kali Bahkan berpuluh kali Latif Majid selalu mengeluarkan Statement dukungan tentang Pemekaran wilayah Sumbawa Barat, tapi nyatanya dia selalu rindu dengan aksi massa. Tanpa tekanan dengan Aksi Massa Latif Majid malah terbobo dengan lelapnya. Secara emosional mungkin statement ini masih relevan jika Latif Majid mau merubah sikap dan pandangannya tentang pemekaran Sumbawa Barat, tapi seharusnya kita harus belajar dari pengalamanpengalaman yang sudah lalu, hasil anda bisa menilainya sendiri.

Dukungan terhadap Latif Majid Sampai 2004 sebenarnya keluar dari koridor gerakan untuk menggolkan Sumbawa, apalagi saat ini kondisi Sumbawa semakin tidak menentu karena berdekatan dengan LPJ Bupati Sumbawa. Dan bisa jadi dukungan ini akan menjadi pembenaran terhadap kesalahan yang dilakukan oleh Latif Majid selama ini. Nilai ukurnya kita bisa melihat dari tanggapan fraksi-fraksi yang ada di DPRD Sumbawa atas LPJ Bupati, bukankah banyak yang meragukan kebenaran laporan Latif Majid.

Yang cukup ditakutkan Statemet ini justru akan membuat polarisasi massa yang sebelumnya sudah tergabung dalam aksi massa, dan ini akan menjadi preseden buruk bagi aksi selanjutnya.

Dalam pandangan politis, statement ini akan mengarahkan pada kondisi cooperatif, tapi yang harus kita jelaskan statement ini akan menjadi generalisasi bagi semua kondisi di Sumbawa. Bukan hanya untuk kepentingan Sumbawa Barat. Bisa jadi akan menjadi pembenaran tentang apa yang telah dilakukan atas ketimpangan kinerja pemerintahan di Wilayah Timur Sumbawa.

Padahal kalau para aktivator dilapangan mempunyai doktrin yang kuat terhadap sebuah gerakan niscaya statement semacam ini tidak akan keluar begitu saja. Yang kita butuhkan adalah percaya diri, bukan malah mengkondisikan diri dengan sikap yang akan membawa kita pada awang-awang.

Saya sangat yakin, dengan keluarnya Statement dukungan terhadap Latif Majid, maka latif majid akan merasa dirinya didukung oleh Masyarakat Sumbawa Barat. Dan itulah tabiat pokok dari Latif Majid. Apa yang ada selama ini selalu diklaim meskipun itu masih dalam koridor dukungan abu-abu. Bisa jadi statement ini akan menjadi perisai bagi Latif Majid dalam LPJ Minggu – minggu ini.

Seharusnya motivator dilapangan berprinsip, Latif Majid lah yang harus membuktikan ucapannya selama ini, bukan malah memposisikan diri bahwa Sumbawa Baratlah yang membutuhkan Latif Majid. Apa yang saya amati dan lihat, yang dilakukan Oleh Sekda Sumbawa sudah pada porsi yang seharusnya dilakukan sebagai bagian dari Sumbawa Barat. Apa yang telah dilakukan oleh Sekda Sumbawa sudah pada kebenaran, kenapa kita harus meragukan kebenaran itu lagi ? dengan menggadaikan diri bahwa Bargaining Sekda terhadap Bupati Sumbawa ( Latif Majid ) sama sekali lemah. Itukah sebuah doktrin gerakan ? bukan hanya show power yang kita tunjukkan tapi Doktrin kebenaran itulah akan menjadi pemacu untuk gerakan selanjutnya.



Bandung, 29 Mei 2002

Arif Hidayat



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Terima Kasih Tas Komentar Anda

 

Artikel Terkait


© Copyright 2008. www.arifhidayat.com. All rightsreserved | www.arifhidayat.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com