Kamis, 31 Juli 2008

Maka Dalangpun Terbahak

. Kamis, 31 Juli 2008

“Hidup adalah panggung sandiwara” Kalimat ini sudah lama terpatri dalam ingatan kita, tak ketinggalan penyanyi Iwan Fals mengekspresikan kalimat tersebut dalam untaian nada-nada lagu yang cukup diminati oleh masyarakat kita.
Sandiwara adalah sebuah bentuk seni yang sengaja diciptakan, dibalik sandiwara ini terletak tokoh dibelakang layar yang tak bisa dilepas begitu saja peran pentingnya. Apa yang muncul dipanggung tak lepas dari kontrol dan imajinasi sang sutradara, yang pada akhirnya permainan ini akan terlihat mengesankan atau malah skenarionya sudah terbaca oleh para penonton. Sinonim lain dari sandiwara adalah Wayang, keberhasilan pewayangan sangat vital sekali kaitannya dengan dalang. Dan dan dalang ini hanya akan mengeluarkan suara dengan gerak-gerak tersembunyi dibelakang layar, sehingga dapatlah kita nikmati sebuah pernainan wayang.


Apa yang terjadi saat ini di Sumbawa, khususnya Wacana tentang Sumbawa Barat yang terlihat merupakan gambaran dunia pewayangan. Selasa 20 Mei 2002 sekitar 100 orang massa Kyia Zulkifli mendatangi DPRD Sumbawa untuk menyampaikan aspirasinya tentang redefinisi Sumbawa Barat, yang menurut versinya berada di Wilayah Sateluk, Taliwang, Jereweh dan Sekongkang. Ide ini sebenarnya merupakan sebuah langkah taktis untuk membiaskan visi dan misi awal pemekaran Sumbawa Barat.

Maka dalangpun terbahak, rencana ini setidaknya berhasil. Kaitan pendalangan yang dilakukan oleh kelompok penentang Sumbawa Barat setidaknya memberikan angin segar bagi mereka. Ada beberapa tesis yang mendukung aksi ini cukup relevan dengan kepentingan politis tentang masa depan Sumbawa Barat. Diantaranya :



1. Pengalihan wacana ditolaknya LPJ Bupati, dengan adanya beberapa komponen di DPRD Sumbawa dan dukungan LSM untuk menolak LPJ Bupati, aksi yang dilakukan oleh Kyia Zulkifli ini setidaknya akan mengeser wacana tersebut. Harapan dari para dalang dengan maraknya tuntutan masyarakat Taliwang maka kesempatan untuk mengkaji kembali LPJ yang banyak cacatnya akan terlewatkan. Kenyataan ini cukup relevan karena DPRD Sendiri akan memberikan jawaban akan LPJ tersebut pada tanggal 31 Mei 2002. Tenggang waktu yang ada setidaknya akan dipergunakan untuk memecahbelah opini dalam masyarakat. Yang sangat diharapkan oleh para dalang ini timbulnya Demo tandingan terhadap Kelompok Zulkifli. Sehingga energy DPRD Sumbawa akan habis oleh persoalan ini.

2. Penggagalan Terbentuknya Kabupaten Sumbawa Barat. Kita telah mengetahui bahwa Pemda Sumbawa telah membentuk Tim Pengkajian Pemekaran Wilayah yang salah satunya akan memfokuskan kajian pada upaya pemekaran wilayah Sumbawa Barat. Politik devide ad impera ( Politik adu domba ) sengaja diterapkan. Karena politik ini cukup taktis untuk memecah belah komponen yang telah menyatu. Kenyataan yang ditekankan dalam politik ini adalah jangan sampai komponen yang ada sebelumnya bisa mendapatkan solusi yang sama. Dan ini cukup berhasil, wacana yang dikembangkan dengan memecahbelah wilayah yang seharusnya menjadi bagian dari Sumbawa Barat akan memberikan reaksi yang cukup reaktif dari beberapa komponen. Yang sangat diharapkan oleh para dalang ini adalah timbulnya ego sektoral yang kuat dalam masing-masing wilayah. Peluang ini ditangkap oleh Kelompok Kyia Zulkifly yang mengatasnamakan Masyarakat Taliwang, Sateluk, Jereweh dan Sekongkang. Dengan adanya pemisahan wilayah baru ( redefinisi ) maka sudah tentu komponen Alas dan Utan akan ditinggalkan. Yang diharapkan oleh Dalang adalah Timbulnya reaksi yang keras dari Alas dan Utan, Dalang berharap pihak Alas & Utan akan mengecap pihak Taliwang sebagai pecundang dan penghianat. Yang pada akhirnya akan terjadi debat kusir yang berkepanjangan. Sudah tentu energy yang dibutuhkan untuk berdebat ini akan cukup lama, pada akhirnya rekomendasi tidak akan ada. Dan kondisi ini akan digunakan oleh para Dalang dengan melemparkan berbagai tesis, kalau sampai jadi Sumbawa Barat dijadikan Kabupaten maka kondisi keamanan di Sumbawa akan terganggu oleh perseteruan kelompok dalam Sumbawa Barat itu. Penggagalan ini secara terstruktur dilakukan oleh pejabat-pejabat yang berada di Pemerintah dan DPRD Sumbawa, termasuk pula para aktivis yang berada di Sumbawa dan di luar Sumbawa. Padahal dalam beberapa bulan lagi Tim Pengkajian akan segera menseminarkan hasil kajian mereka dan mengeluarkan rekomendasi hasil kajian mereka. Moment yang ditempuh oleh dalang ini memang tepat, mereka sangat mengharapkan dengan adanya aksi dari sang kyia bisa jadi seminar dan rekomendasi tidak akan ada. Karena seolah-oleh kehendak dari rakyat akan berbeda dari keinginan semula. Moment ini cukup tepat jika rekomendsi tentang pemekaran tidak bisa diselesaikan dalam jangka waktu yang cukup dekat maka niscaya wacana sumbawa barat hanya sebatas wacana belaka. Kita mengetahui bahwa Depdagri akan mempertimbangkan pemekaran wilayah sampai dengan Desember 2002.

3. Memperkuat bargaining sebagai Calon Bupati Sumbawa Barat, dengan Munculnya Kyia Zulkifli sebagai motor penggerak dari Taliwang maka sudah tentu imbalan yang diharapkan olehnya adalah Posisi Bupati Sumbawa Barat. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan ketergantungan komponen Taliwang akan kemampunan Sang Kyia. Meskipun Sumbawa Barat terealisasi menjadi sebuah Kabupaten yang barada dari Utan sampai Sekongkong, niscaya upaya komponen Taliwang untuk menggolkan Zukifli sebagai bupati diperkirakan akan menguat. Sudah tentu apa yang dilakukan oleh sang Kyia ini merupakan sebuah langkah Brainstorming atau pencucian otak masyarakat Taliwang. Strategi ini dilakukan untuk menghapus jejak-jejak pergerakan yang telah di lakukan oleh ust. Nur Yasin dan aktivis insiator komite sebelumnya. Setidaknya dengan Brainstormin ini fakta sejarah yang telah ada diharapkan akan hilang begitu saja, yang timbul adalah kenyataan yang saat ini sedang dilakoni oleh sang Kyia. Upaya yang dilakukan oleh sang Kyia sebenarnya tak bisa dilepaskan dari keberadaan Komite yang dirintis oleh Ust. Nur Yasin. Sehingga dalam penerapan strategi dilapangan kalau memungkinkan ust. Nur Yasin dilibatkan dalam kelompok Kyia ini, meskipun sang Ustat hanya sebagai Figuran belaka. ( Ingat rencana fhoto bersama di Pelabuhan Tano, yang awalnya Ust. Nur Yasin Juga akan mendampingi. ). Pembunuhan karakter akan terjadi dengan melemparkan wacana bahwa komite yang sebelumnya ada kini sama sekali tidak mempunyai apa-apa untuk bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat Taliwang. Posisi psikologis ini dengan lihai dimanfaatkan oleh Sang Kyia, sehingga penghargaan yang timbul adalah bahwa ia ( Kyia ) pahlawan mereka. Imbalnya sudah tentu jabatan Bupati Sumbawa. Terlihat pembunuhan karakter ini sangat dirasakan oleh Ust. Nur Yasin karena Komite yang telah dirintisnya ternyata dikudeta oleh sang Kyia.

4. Eksploitasi Jereweh dan Sekongkong, dengan melibatkan Jereweh dan Sekongkang sebagai wilayah yang utuh dalam Sumbawa Barat diharapkan, kedua wilayah tersebut hanya sebatas eksploitasi belaka. Bargaining yang bisa diberikan oleh Jereweh dan Sekongkang setidak diperkirakan tidak seberapa. Pengalihan medan perang ini sengaja dilakukan karena kelompok Kyia melihat kemampuan Alas dan Utan dapat mengambil peran meraka untuk masa depan Sumbawa Barat. Karakter masyarakat Jereweh dan Sekongkang yang terbuka dan egaliter setidaknya akan dimanfaatkan demi tujuan politis mereka. Karakter ini setidaknya mempunyai kesamaan dengan komponen Alas dan Utan. Yang berbeda hanyalah ketersediaan dan Kemampuan SDM saat ini. Kenyataannya memang SDM Jereweh dan Sekongkang masih kurang unggul dibandingkan dengan SDM yang barada di daerah Taliwang. Pendekatan yang terlihat jika Sumbawa Barat berada dari Utan, Alas sampai Sekongkang dalam jangka panjang kesamaan karakter antara Alas, Utan, Jereweh dan Sekongkang akan memperlemah posisi kelompok Kyia Ini. Bisa jadi dengan sikap Egaliter dan Demokrasi yang kuat dari Komponen Alas dan Utan konstribusi Bargaining akan dialihkan ke Komponen Jereweh dan Sekongkang. Hal ini wajar karena kedua wilayah inilah yang menjadi incaran utama sumber pendapatan daerah. Ini yang sangat ditakutkan oleh Kelompok sang Kyia, Jika hal ini sampai terjadi maka rencana mereka akan sia-sia. Dengan memanfaatkan kelemahan dari SDM Jereweh dan Sekongkang segala upaya untuk memperkuat bargaining kelompok ini akan lebih mudah, dan ini akan menjadi masalah besar jika pihak Alas dan Utan terlibat. Keterlibatan Seteluk sebagai wilayah baru Sumbawa Barat tidak lain adalah upaya untuk mengkondisikan Seteluk sebagai figuran belaka. Ini sengaja dilakukan untuk mengaburkan fakta antara banyaknya kesamaan persepsi komponen Seteluk, Alas dan Utan. Klaim wilayah ini sebenarnya masih dipertanyakan, karena beberapa komponen yang terlibat dalam kelompok Kyia ini merupakan jaringan kelompok mereka. Bukan yang bisa dijadikan repsentasi untuk mewakili masyarakat masing-masing wilayah.



Maka Dalangpun terbahak…..semua tidak menyadari apa yang terjadi tentang wacana Sumbawa Barat ini tak lain ada yang menskenarionya. Korban pertama dari aktor intelektual ini tak lain tokoh masyarakat dari Taliwang yang Tak lain Kyia Zulkifli.

Ternyata ketoprak humor yang tadinya hanya muncul dilayar kaca kini mulai dimainkan di Sumbawa, mari kita telusuri siapa saja yang menjadi dalang Semua ini. Arahnya sudah tentu kita fokuskan pada Sumbawa Besar. Bukankah di Sumbawa Banyak Dukun , Paranormal ( Sandro ). Repot amat sih, pake saja mereka ( kalau tidak mensekutukan Tuhan Loh ).

Masih ingat tentang kegagalan menyatukan persepsi tentang propinsi Sumbawa, semua itu telah diskenariokan ternyata semua itu berasal dari internal komponen yang terlibat

Ketika pewangan ini sukses.. dan tepuk riuh penonton mengiringinya………maka kembali dalangpun terbahak dengan kerasnya……..ha…..ha…..ha…..ha…..





Bandung, 20 Mei 2002

Arif Hidayat



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Terima Kasih Tas Komentar Anda

 

Artikel Terkait


© Copyright 2008. www.arifhidayat.com. All rightsreserved | www.arifhidayat.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com